Pancur – Panen durian di Desa Criwik, Kecamatan Pancur menurun drastis tahun ini. Bahkan penurunannya mencapai 80 %, apabila dibandingkan dengan masa panen tahun lalu.
Kepala Desa Criwik, Kecamatan Pancur, Sukardi kepada Reporter R2B, Jum’at pagi (04 Januari 2018) mengakui hasil panenan buah durian di kampungnya kali ini anjlok. Saat panen raya tahun lalu, setiap hari petani mampu mengumpulkan ratusan durian. Tapi sekarang kalau dirata – rata hanya sekira 20 an buah. Dampaknya, harga durian Criwik meroket, dengan kenaikan sampai 50 %. Semisal dulu dijual Rp 30 ribu, kini naik menjadi Rp 60 ribu per buah.
“Sudah mulai panen, tapi ya sedikit sekali. Nggak bisa dikatakan kapan panen rayanya, lha wong buahnya nggak seberapa. Petani ngelus dada pokoke mas. Masih ada yang baru berbunga, ada pula yang pohonnya berbuah kecil – kecil, “ tuturnya.
Sukardi menduga salah satu penyebabnya adalah faktor cuaca. Ketika pohon durian mulai berbunga, kebetulan curah hujan masih rendah, sehingga pertumbuhannya tidak sebagus, kalau curah hujan tinggi. Karena minim buah, pihaknya pun belum bisa mengelar lagi pesta Kenduren Durian Criwik, seperti pada bulan Februari tahun 2018 lalu.
“Cuaca ikut mempengaruhi, karena pohon durian kayaknya kok nggak seger. Istilah orang sini gering, nggak lebat. Karena panenan sedikit, ya nggak mungkin ada kenduren lagi. Masak harus ambil durian dari luar Criwik dipakai untuk kenduren, nanti malah ngapusi (bohong-Red), “ imbuh Sukardi.
Berdasarkan pendataan pihak Desa Criwik, Kecamatan Pancur, jumlah pohon durian produktif atau masih rutin berbuah di kampung yang terletak di puncak perbukitan ini, sekira 1.049. Durian – durian yang sebulan terakhir merajai pasaran di Kabupaten Rembang, mayoritas berasal dari daerah Cluwak, Kabupaten Pati dan Jepara. (Musyafa Musa).