Peringatan !!! Dilarang Nekat, Pihak Pelabuhan Tidak Terbitkan SPB
Cuaca buruk di pesisir pantai utara Rembang.
Cuaca buruk di pesisir pantai utara Rembang.

Rembang – Potensi ombak besar diperkirakan terjadi di Laut Jawa, termasuk perairan Pantai Utara Kabupaten Rembang, sejak tanggal 27 Desember 2018 sampai dengan hari Minggu, tanggal 30 Desember 2018. Ketinggian ombak diramalkan mencapai 2,5 Meter, sehingga membahayakan bagi aktivitas pelayaran.

Komandan Pos Angkatan Laut Rembang, Lettu Hartono mengatakan pihaknya sudah menerima informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) tersebut. Dari hasil koordinasi dengan petugas Syahbandar maupun Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), mereka tidak akan mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Ia mengimbau nelayan berhenti melaut untuk sementara waktu, sambil menunggu perkembangan cuaca lebih lanjut. Bisa saja cuaca ekstrim di Laut Jawa akan bertambah panjang, sampai Minggu pertama bulan Januari 2019.

“Danlanal Semarang sudah menyampaikan tembusan informasi dari BMKG ini kepada kami, setelah itu kita koordinasikan dengan pihak – pihak terkait. Pihak pelabuhan juga bilang nggak menerbitkan SPB. Info ini kami teruskan ke nelayan melalui radio komunikasi, maupun saat terjun langsung ke pelabuhan, “ bebernya.

Lettu Hartono menambahkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) hukumnya wajib, untuk kapal di atas bobot 10 Gros Ton. Pemilik kapal harus mematuhi ketentuan ini. Jika mereka nekat melaut tanpa SPB, tentu menabrak aturan baku standar operasional prosedur (SOP).

“Mereka para nelayan sudah tahu kok bahwa SPB itu hukumnya wajib. Nggak bisa ditawar – tawar lagi. Kalau SPB nggak keluar, artinya di laut berbahaya. Toh ini juga demi keselamatan mereka kan. Apalagi pengguna perahu kecil (cokrik), mohon jangan melaut dulu, karena potensi ombak besar, “ imbuhnya.

Sementara itu, Supriyadi, nelayan di Desa Kabongan Lor, Rembang mengakui sering kali ketika musim ombak besar, dibarengi dengan musim ikan dan rajungan berlimpah. Hal itu yang membuat nelayan mencuri – curi waktu untuk melaut. Tapi tetap memperhatikan kondisi ombak.

“Kalau angin kencang disertai hujan gerimis, meski saya nelayan sudah lama pun, tetap nggak berani melaut mas. Tapi kalau masih bisa disiasati nyari ikan dan rajungan di area pinggir, nggak jauh – jauh. Baru ketika cuaca kok ternyata masih bagus, ya dilanjut ke tengah, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan