Rembang – Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Rembang, Senin siang (24 Desember 2018) menerjunkan dua orang relawan ke lokasi bencana gelombang tsunami di Selat Sunda, Banten.
Keduanya yakni Bagas Eka Adi Haningtama (22 tahun), warga Dusun Rumbutmalang Desa Kabongan Kidul, Rembang dari Pramuka Peduli Rembang dan Syaiful Halim (25 tahun) warga Candisari, Pamotan, mewakili Unit Bantu Pertolongan Pramuka (Ubaloka). Keduanya diberangkatkan dari Sanggar Pramuka Kwarcab Rembang.
Syaiful Halim menuturkan dirinya seperti biasa membawa bekal pakaian maupun perlengkapan yang dibutuhkan selama berada di daerah bencana, seperti helm, sarung tangan dan sepatu boat. Keluarganya sendiri sangat mendukung, termasuk dari sang isteri yang sedang hamil 8 bulan anak pertama.
“Isteri sudah tahu mas apa tugasnya seorang relawan, jadi ketika saya tadi pamit, isteri ya mempersilahkan. Nggak masalah kok, “ ujarnya.
Halim menambahkan rencananya relawan dari Rembang akan berkumpul di Pelabuhan Pandeglang, Banten. Perhitungan awal, berada di daerah bencana selama seminggu. Namun bisa saja berubah, melihat perkembangan situasi.
“Tugasnya seperti apa, kita akan koordinasi dengan rekan – rekan lokal. Tapi banyak yang bisa dilakukan di sana, seperti membersihkan puing bangunan, menyalurkan bantuan ke pos pengungsian maupun evakuasi korban, “ imbuhnya.
Sementara itu, Bagas Eka Adi Haningtama mengaku bangga bisa mewakili Kabupaten Rembang, ikut berperan dalam pemulihan pasca bencana tsunami di Selat Sunda.
“Perasaan saya saat ini senang dan bangga dikirim dari Rembang ke tragedi tsunami di Selat Sunda. Semoga bermanfaat, “ ungkap Bagas.
Bagi Bagas, ini merupakan pengalaman pertama dalam operasi tanggap darurat bencana di luar daerah. Bedanya dengan Syaiful Halim, yang bersangkutan beberapa kali sudah pernah mengikuti operasi penyelamatan di daerah bencana.
Sebelum berangkat, pengurus Pramuka Kwarcab Rembang mengingatkan kepada Bagas dan Syaiful untuk tetap menjaga keselamatan diri, selama menjadi relawan di daerah bencana. Mengingat masih muncul kekhawatiran akan terjadinya tsunami susulan, seiring aktivitas gunung Anak Krakatau. (Musyafa Musa).