

Rembang – Masa sterilisasi rumput di kawasan Alun – Alun Rembang, diperkirakan butuh waktu minimal 3 bulan. Rumput tidak boleh diinjak – injak dulu, agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menjelaskan setelah kelak dibuka, pihaknya tetap mempersilahkan, apabila ada acara yang akan digelar di lapangan tengah alun – alun tersebut. Misalnya pengajian, pameran maupun pertunjukan musik.
“Setelah masa sterilisasi usai, apakah boleh dipakai untuk suatu kegiatan atau tidak, tinggal menyesuaikan saja. Kalau sekiranya nggak mengganggu kelangsungan hidup rumput, ya silahkan saja. Boleh kok untuk acara terbuka dari kelompok masyarakat atau dari pemerintah sendiri, “ beber Bupati.
Penataan rumput dan fasilitas Alun – Alun Rembang kali ini tidak menggunakan anggaran daerah. Melainkan dibiayai dana Corporate Social Responsibility (CSR) Semen Gresik. Sebagai penanda, pada pot – pot pohon yang mengitari alun – alun, terdapat logo pabrik semen.
Humas Semen Gresik Pabrik Rembang, Sugiyanto menyatakan pihaknya mengucurkan anggaran Rp 400 Juta, untuk menata Alun – Alun Rembang.
“Khusus rumput, dua bulan pertama akan kami lihat. Kalau sterilisasi perlu diperpanjang, mungkin ditambah 2 bulan lagi. Sampai benar – benar layak dibuka. Ini tiap hari, kami kerahkan pekerja untuk merawat rumput, “ ujarnya.
Sugiyanto menambahkan setelah penataan Alun – Alun, pihaknya juga akan membantu penanaman pohon Tabebuya di sepanjang Jl. Kartini Rembang, agar penampilan pusat keramaian di Kota Rembang itu lebih cantik. (Musyafa Musa).