Sarang – Ribuan ikan di Bendungan Lodan, Kecamatan Sarang mendadak mati. Paling banyak adalah jenis ikan mujahir, kemudian disusul sejumlah ikan gabus (kutuk).
Darsani, seorang warga Desa Lodan Kulon, mengatakan ukuran ikan yang mati bervariasi. Tapi umumnya sudah lumayan besar dan layak dikonsumsi. Peristiwa ikan mati dalam jumlah banyak seperti ini, baru kali pertama terjadi. Ia menduga karena faktor perubahan cuaca, yang semula panas terik, kemudian area sekitar bendungan, beberapa kali diguyur hujan deras.
“Ya banyak sekali mas, terutama ikan mujahir. Ada yang kecil, tapi mayoritas besar – besar kok. Kemarin yang ikannya stres atau belum membusuk, langsung diambili sama warga. Prediksi saya mungkin karena cuaca, soalnya nggak biasa seperti ini. Kemarin memang curah hujan lumayan tinggi, bisa juga kan suhu air berubah drastis, bikin ikan nggak kuat, “ bebernya.
Ikan – ikan yang mati sangat mudah dijumpai berderet di pinggir Bendungan Lodan. Posisi terparah di sisi selatan, hampir setiap jengkal bendungan, terdapat bangkai ikan mujahir. Kondisi itu berimbas pada para pemancing ikan. Jika biasanya banyak pemancing di Bendungan Lodan, kini suasana pun menjadi sepi.
Senin pagi (17 Desember 2018) misalnya, sejumlah pemancing ikan mengaku kecewa. Begitu sampai Bendungan Lodan, mereka memutuskan pindah ke tempat lain.
Musyarif, pemancing ikan dari Jepara menuturkan baru kali pertama datang ke Bendungan Lodan, ternyata langsung disuguhi banyaknya ikan mati terkapar. Ia bersama dua orang rekannya sempat beberapa jam mancing, tapi hasil tangkapan sangat minim. Tak ingin berlama – lama, akhirnya memilih pindah ke lokasi lain.
“Kenapa ya kok bisa mati, apakah limbah ya, heran saya. Liat ikan – ikan mati kayak gitu, jadi nggak semangat mancingnya. Tadi temen saya hanya dapet 1 ekor, lalu kita mau pindah saja, belum tahu kemana. Kalau dapet ikan, nggak saya jual kok mas, ibaratnya seperti rekreasi, hobi, “ tutur Musyarif.
Sementara itu penjaga Bendungan Lodan, Kecamatan Sarang, Zaenal Arifin membenarkan fenomena ikan mati, kemungkinan faktor perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan. Ia memperkirakan bukan karena pembuangan limbah atau ulah pencari ikan dengan cara menebar obat kimia.
“Dalam seminggu ini banyak memang yang mati, kira – kira separuh dari jumlah benih yang pernah ditebar. Kalau limbah nggak, kemungkinan besar pengaruh cuaca, dulu kan panas, dalam beberapa hari terakhir dua kali turun hujan deras, “ terangnya.
Zaenal menambahkan pihaknya tak bisa berbuat banyak menangani ikan mati. Peristiwa tersebut sebatas dibiarkan, dan dilaporkan kepada satuan atas. (Musyafa Musa).
Waduh sayang banget jadi sepi pemancingnya pada pindah tp mau di apain lg namanya jg alam