

Sale – Warga di Desa Wonokerto, Kecamatan Sale menyoroti pasca peresmian pasar di kampung tersebut, sampai sekarang belum beroperasi maksimal. Kondisi pasar dinilai sangat sepi dan tidak sebanding dengan biaya pembangunan yang mencapai hampir Rp 6 Miliar.
Solikun, seorang warga Desa Wonokerto Kecamatan Sale mengungkapkan pasar itu cukup besar, namun hanya ditempati oleh sejumlah pedagang. Bahkan baru pukul 07.00 pagi, kondisinya sudah sepi. Ia menganggap kalah dengan pasar – pasar desa, semisal pasar Mrayun, Sale.
“Sebelum Lebaran, pasar di Wonokerto diresmikan oleh pak Bupati. Tapi pasar segini besarnya kok sepi. Bagian depan itu hanya dipakai berjualan segelintir orang, sisanya tutup semua. Semoga ada solusi dari pemerintah, sehingga kampung kami bisa ramai, “ tuturnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengakui sejak awal proses persiapan pembangunan pasar memang mepet. Namun karena sudah dibangun, tentu konsekuensinya Pemkab Rembang punya kewajiban mengoptimalkan keberadaan pasar tersebut. Ia membenarkan pihaknya belum banyak melakukan langkah – langkah, mengingat status pasar di Desa Wonokerto masih proses hibah dari pemerintah pusat.
“Ya konsekuensi yang dihadapi gimana pasar itu jadi pasar yang ramai. Sampai saat ini kami belum banyak berbuat ke arah sana, karena kami menunggu selesainya proses hibah. Statusnya kan masih milik pusat, “ kata Hafidz.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM Kabupaten Rembang, Akhsanudin membenarkan keberadaan Pasar Wonokerto sementara ini dikelola oleh pemerintah desa setempat, atas seizin Kementerian Perdagangan. Karena belum resmi milik Pemkab Rembang, ia mengakui belum ditangani maksimal. Pihaknya masih mengurus ke Kementerian Perdagangan, agar hibah Pasar Wonokerto Kecamatan Sale dapat dipercepat. Begitu hibah selesai, instansinya siap mengambil langkah – langkah lebih lanjut.
“Jadi pedagang yang menempati Pasar Wonokerto ya pedagang di depan Masjid itu, kita geser kesana. Memang belum ada pengelolaan serius. Kalau hibah dari pusat diberikan ke daerah beres, nanti penempatan pedagang akan disesuaikan dengan Perda. Soalnya pasar itu kan habis anggaran besar, rencananya akan kami jadikan Pasar Sale, jadi bukan pasar desa lagi, “ beber Akhsanudin.
Disinggung banyaknya kios maupun lapak pedagang yang ditempati warga Desa Wonokerto, menurutnya kelak kalau sudah menjadi milik Pemkab, akan diatur lagi. Sangat memungkinkan warga di luar Desa Wonokerto, bisa berdagang di pasar tersebut. Apalagi kapasitasnya diperkirakan mampu menampung 200 an pedagang. (Musyafa Musa).