“Awalnya Menjijikkan Tapi Kini Ramai Dicari…”
Ungker dari ulat pohon jati yang diburu warga Desa Wonokerto, Kecamatan Sale.
Ungker dari ulat pohon jati yang diburu warga Desa Wonokerto, Kecamatan Sale.

Sale – Maraknya ulat bulu dari pohon jati mengisahkan dua ruang yang berbeda, antara menjijikkan dan sebaliknya menjadi ladang bisnis baru yang ternyata cukup menjanjikan.

Semisal di Desa Wonokerto, Kecamatan Sale. Desa yang berhimpitan dengan kawasan hutan jati KPH Kebonharjo tersebut, belakangan ini dikepung ulat bulu. Ulat memenuhi dinding rumah, bahkan sampai masuk ke dalam ruangan dapur, kamar mandi maupun tempat tidur.

Seorang warga Desa Wonokerto, Abdul Rouf mengatakan selain membuat jijik warga, ulat bulu juga mengganggu kenyamanan pengguna jalan yang melintas di jalur Sale – Sedan.

“Sini kan banyak hutan jati. Jujur, ulat yang merambah ke jalan dan rumah, ya warga terganggu. Nggak sampai mengungsi memang, tapi kalau orang sini bahasanya gilo, “ kata Rouf.

Namun di sisi lain, Rouf mengakui ulat pohon jati juga mendatangkan rezeki dadakan. Pasalnya, begitu ulat jati jatuh dari pohon, bentuknya akan berubah. Setelah 3 atau 4 hari jadi ungker atau enthung (kepompong). Ungker inilah yang diburu masyarakat. Selain dimakan sendiri, ungker juga dijual. Kebetulan banyak peminatnya, lantaran ungker dianggap memiliki kandungan nutrisi tinggi. 1 lepek berisi 30 an ungker, dibandrol harga Rp 30 an ribu.

“Wah yang nyari di bawah pohon jati itu ya banyak sekali mas, di dekat daun – daun kering. Apalagi petani di sini minim penghasilan, belum bisa mengolah lahan. Mereka gunakan waktu untuk nyari ungker. Yang beli rata – rata kaum Chinese. Dari Jatirogo, Jawa Timur banyak pesen ke sini, “ imbuhnya.

Cara memasak ungker pun sangat mudah. Tinggal digoreng dan diberi bumbu, sensasi rasa gurihnya bikin ketagihan. Kami kutip dari laman berita Antara, ungker pohon jati mengandung protein, mineral, vitamin, lemak dan karbohidrat. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan