Aktivitas bersih – bersih sampah di Sungai Pamotan, Minggu pagi (09/12).
Pamotan – Sampah apa yang paling mencolok ditemukan, selama kegiatan “resik – resik kali” di Sungai Pamotan, Kecamatan Pamotan, Minggu pagi (09 Desember 2018).
Saat turun ke sungai, Agus Riyanto Langgeng, warga Dusun Tajen Desa Pamotan mengakui sampah plastik memang cukup banyak. Tapi jenis sampah lain yang cukup mengkhawatirkan adalah pampers bekas popok bayi berceceran di pinggiran sungai atau dimasukkan ke dalam kantung plastik dan mengapung di atas permukaan air. Padahal sampah tersebut sulit terurai, sehingga akan mencemari lingkungan dalam tempo waktu cukup lama.
Ia menduga membludaknya sampah popok bayi, dipicu kepercayaan sebagian besar masyarakat, pantang membakar popok bayi, karena takut bayi mereka kepanasan dan mengalami alergi kulit.
Kalaupun muncul pemikiran seperti itu, ia tetap mengimbau jangan membuang popok bayi ke sungai. Selain pencemaran, dampak lainnya dapat mengakibatkan bencana banjir semakin parah.
“Jadi kendala yang kami hadapi, banyak sekali sampah popok bayi maupun sampah plastik. Kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar, memang masih rendah. Lama kelamaan, sungai akan dangkal karena tumpukan sampah. Lha kalau curah hujan tinggi gimana, aliran air dari hulu ke hilir akan tersumbat, “ bebernya.
Aktivitas pembersihan sampah di Sungai Pamotan ini diprakarsai oleh Remaja Pamotan Pecinta Alam (Repala). Mereka dibantu masyarakat sekitar, anggota TNI dan Pramuka. Sasarannya dari dekat Madrasah Fathimiyyah Pamotan sampai ke Dusun Mudal, Desa Pamotan. Meski belum mampu menangani secara keseluruhan, namun diharapkan dapat mengurangi tumpukan sampah di daerah aliran sungai.
“Kami Repala kebetulan lagi berulang tahun ke 32, ingin memberikan sumbangsih terhadap kampung halaman. Ya salah satunya lewat resik – resik kali. Semoga warga yang melihat aksi ini, ikut tersadar untuk tidak membuang sampah ke sungai, “ imbuh Langgeng.
Menurutnya masalah sampah di Desa Pamotan, perlu ditangani lebih serius. Salah satunya melalui pemberdayaan Bank Sampah. Di Dusun Tajen sudah berjalan. Tinggal kampanyenya digencarkan, guna menarik warga dusun lain, terutama yang tinggal di pinggir sungai. Tujuan akhir, warga mau memilah sampah rumah tangga. Sampah plastik, dapat disetor ke Bank Sampah, sehingga tidak dibuang sembarangan dan dapat menambah penghasilan. (Musyafa Musa).