Rembang – Alat peraga kampanye (APK) calon presiden bergambar Joko Widodo mengenakan mahkota seperti layaknya raja, sempat merepotkan tim kampanye Jokowi – Ma’ruf Kabupaten Rembang. Tim kampanye Jokowi – Ma’ruf memastikan atribut tersebut, bukan mereka yang memasang, sehingga harus turun tangan menertibkan.
Dalam rapat koordinasi yang digelar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Rembang di Hotel Fave, Selasa siang (27 November 2018), Sekretaris Tim Kampanye Jokowi – Ma’ruf Kabupaten Rembang, Burhanudin menjelaskan setelah alat peraga kampanye Jokowi menggunakan mahkota raja, belakangan muncul lagi gambar pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Di tingkat kabupaten tidak ada yang memasang. Begitu pula saat pihaknya bertanya ke tim Jawa Tengah, mereka juga tidak mengetahui. Burhanudin khawatir ada tim siluman yang memasang alat peraga kampanye. Jangan sampai akhirnya disalahgunakan untuk menjatuhkan pasangan Jokowi – Ma’ruf, apalagi jika pemasangan alat peraga kampanye melanggar aturan. Semisal dipaku di pohon.
“Di Kabupaten Rembang juga nggak tahu siapa yang memasang. Mungkin relawan, tapi jumlahnya kok banyak sekali. Kami akan coba koordinasi dulu dengan ketua tim kampanye pak Sumadi. Tanya sama temen – temen tim di provinsi juga nggak tahu. Saya khawatir tim siluman yang masang, dengan tujuan menjatuhkan sosok pak Jokowi, “ ujarnya.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Sumber, Muslim membenarkan di wilayahnya semula cukup banyak atribut Joko Widodo bergambar mahkota raja. Sebagian besar sudah ditertibkan oleh tim kampanye Jokowi – Ma’ruf tingkat kecamatan. Tapi masih ada beberapa yang terpasang. Ia berharap tim kampanye yang membersihkan. Kalau petugas Panwaslu bergerak menertibkan, rentan memicu pertanyaan masyarakat.
“Bukan saya ingin mencari sesuatu yang negatif, tapi kami ingin cari kepastian. Kemarin tim kampanye Jokowi – Ma’ruf sudah siap menertibkan. Mereka juga bilang nggak pernah masang, “ beber Muslim.
Tidak hanya di Kabupaten Rembang, gambar Jokowi mengenakan pakaian ala raja juga terpasang di daerah – daerah lain di Jawa Tengah. Bawaslu sudah merelease bahwa atribut tersebut bukan merupakan kampanye hitam. Tidak ada gambar atau tulisan bersifat kebencian maupun berbau SARA. (Musyafa Musa).