Lasem – Pemerintah Desa Sriombo, Kecamatan Lasem bersiap – siap memindahkan lokasi proyek gapura, yang menjadi titik temuan patung kepala Budha dan tumpukan batu bata kuno situs bangunan bersejarah.
Kepala Desa Sriombo, Kecamatan Lasem, Suryo Anik Dwi Narto menjelaskan pembangunan gapura dialokasikan anggaran Rp 100 Juta. Satu sisi pihaknya sudah ditunggu untuk menyelesaikan surat pertanggungjawaban (Spj) pembangunan gapura, paling lambat tanggal 15 Desember 2018. Namun di sisi lain agak bingung, begitu pekerja membuat pondasi gapura, menemukan patung kepala Budha dan batu bata kuno yang mengindikasikan sebuah bangunan tertimbun di bawah tanah. Apabila Balai Pelestarian Cagar Budaya merekomendasikan gapura harus dipindah, maka pihaknya siap menyesuaikan.
“Kami sebenarnya juga agak bingung, lebih memprioritaskan penggalian untuk bangun gapura atau menggali untuk menemukan situs bersejarah. Tinggal nantinya perintah Balai Pelestarian Cagar Budaya. Kalau harus dipindah, ya gapura akan kami geser ke utara atau selatan sedikit, “ ujarnya.
Suryo Anik membenarkan jika mengacu riwayat sejarah para sesepuh, di kampungnya memang cukup banyak benda – benda peninggalan bersejarah. Hal itu turut dikuatkan beberapa tahun lalu saat ada penggalian pondasi untuk tower jaringan listrik tegangan tinggi di dekat proyek pembangunan gapura, juga pernah ditemukan situs batu bata kuno.
Padahal jarak antara temuan sekarang dengan tower jaringan PLN mencapai 20 an Meter, sehingga dimungkinkan bangunan situs lumayan luas.
“Daerah sini dulunya konon adalah kerajaan pada masa Majapahit. Jadi kalau pengin menggali, mungkin akan banyak temuan. Ini ada 6 orang pekerja, ya 3 orang diantaranya biar tetep menggali, siapa tahu mendapatkan temuan baru lagi. Kedalaman sudah hampir 2 Meter. Yang penting, penggalian harus tetap hati – hati, biar nggak merusak situs di dalamnya, “ imbuh Suryo.
Pihak Desa Sriombo merancang, setelah gapura desa di perbatasan Sriombo dengan Desa Bonang itu jadi, nantinya lahan bengkok desa di dekat gapura akan dibangun semacam taman. Taman tersebut bisa menjadi tempat istirahat masyarakat, termasuk peziarah. Posisinya cukup strategis, mengingat berdekatan dengan makam Mbah Brawud atau Wirabraja, Adipati Lasem ke – 4 pada Abad ke XIV. (Musyafa Musa).