Rembang – Pengembangan olahraga selam di Kabupaten Rembang, terkendala oleh 2 faktor utama. Mulai jarak pandang, hingga keterbatasan peralatan.
Seorang instruktur selam dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Kabupaten Rembang, Minan Rahman menuturkan sulit mencari titik selam yang ideal di perairan Kabupaten Rembang. Rata – rata jarak pandang (visibility) di dalam laut sangat terbatas, bahkan kurang dari 12 centi meter, karena keruhnya air.
Pihaknya pernah mencoba menggelar latihan penyelaman di sebelah utara Desa Kabongan Lor, kemudian Karang Siwalan utara Desa Pasar Banggi dan Karang Gosong sebelah utara Desa Bonang, Kecamatan Lasem. Kendalanya sama, lagi – lagi jarak pandang menghambat penyelaman. Apabila ingin menikmati bebatuan karang, harus benar – benar mendekat.
“Kita lihatnya kedepan cuman 1 atau 2 telapak tangan saja. Ya di Karang Gosong memang lebih baik, sempat bisa lihat ikan – ikan karang, itupun harus mendekat. Lantaran jarak pandang sangat pendek, sehingga susah dinikmati, “ bebernya.
Pria warga Desa Kabongan Lor, Rembang ini menambahkan selain masalah kondisi perairan, kendala lainnya yakni sarana peralatan untuk latihan masih minim. Sementara ini, atlet selam mengandalkan pinjaman peralatan milik Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang. Ia menyadari sarana olahraga selam memang cukup mahal. 1 set lengkap, harganya Rp 25 – 30 Juta. Apalagi ada ketentuan baku sebelum menggunakan piranti selam, mereka wajib mengantongi sertifikasi.
“Untuk peminat atlet selam sangat minim sekali, modalnya besar soalnya. Begitu pula dengan biaya operasional latihan. Atlet kita yang ada cuman 2 orang, alatnya pinjem dari Dishub, itupun gantian. Lha bagaimana kalau yang belum tersertifikasi, penyelam paling hanya pakai masker atau snorkel, “ imbuh pegawai Dishub lulusan PIP Semarang ini.
Belakangan sejumlah penyelam dari Surabaya, Jawa Timur sempat ketagihan menyelam di perairan sebelah utara Desa Blimbing, Kecamatan Sluke. Usai menyelam mereka menceritakan kepada penduduk setempat, terdapat spot karang yang indah, dengan banyaknya ikan – ikan karang. Kebetulan airnya juga sangat jernih, sehingga memudahkan penyelaman. Minan sendiri mengaku belum pernah ke sana, tapi menurutnya layak untuk dicoba. (Musyafa Musa).