Sulang – Seorang warga Desa Tanjung, Kecamatan Sulang meninggal dunia, setelah terjatuh dari pohon siwalan, Minggu sore (18/11).
Korban bernama Sukir, berusia sekira 60 tahun. Menurut informasi yang dikumpulkan dari sekitar lokasi kejadian menyebutkan, awalnya Sukir berangkat ke lahan tegalan, untuk mengambil cairan legen. Saat itu, situasi sehabis gerimis. Ketika Sukir naik pohon, ada warga lain tiba – tiba mendengar suara dentuman cukup keras. Begitu didekati, ternyata Sukir terjatuh di bawah pohon.
Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Ahmad Erfin Rianto menjelaskan saksi yang memergoki peristiwa tersebut, tidak berani langsung mengangkat korban. Namun langsung lari menuju rumah korban, untuk menyampaikan kabar. Setelah itu, mereka mengecek ke TKP dan diketahui korban sudah meninggal dunia.
“Jarak perkampungan dengan lokasi kejadian hanya nyeberang kali kok. Antara 100 – 200 Meter lah. Jadi saksi itu cepet ngabari yang di rumah. Korban yang sudah tidak bernyawa, langsung dibawa ke rumah duka, “ bebernya.
Ervin menimpali warga meninggal dunia akibat terjatuh dari pohon siwalan, baru kali pertama ini terjadi. Diduga kondisi pohon licin setelah hujan gerimis, sehingga membuat korban jatuh terpeleset. Apalagi ketinggian pohon 15 Meter lebih, membuat korban tak bisa diselamatkan. Ia sebatas mengimbau kepada masyarakat lebih waspada, saat naik turun pohon siwalan.
“Kalau memang habis hujan, mohon tidak memaksakan diri untuk ambil cairan yang mau dibikin legen. Warga kami yang berprofesi seperti ini banyak, jadi perlu kita sampaikan himbauan. Kami nggak ingin nantinya terulang lagi. Kemarin – kemarin ya ada yang pernah jatuh, tapi masih selamat, “ imbuhnya.
Selama ini, Kecamatan Sulang merupakan daerah sentra penghasil legen dan buah siwalan terbesar di Kabupaten Rembang.
Kasus warga tewas terjatuh dari pohon siwalan, sebelumnya sudah pernah terjadi di desa lain. Tokoh warga di Kecamatan Sulang, Haryadi menganggap faktor keselamatan bagi pemanjat pohon kurang diperhatikan. Padahal aktivitas memanjat dilakukan setiap hari.
“Perlu ada arahan dari masing – masing desa, kiranya merancang panjatan yang aman. Apakah perlu ada tiang bambu yang dipasang di tiap – tiap pohon atau bagaimana. Mungkin merepotkan, tapi semua demi keselamatan. Lha kalau sudah ada korban seperti ini, kan sangat disayangkan, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).