Rembang – Kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto & Sandiaga Uno menganggap pidato Prabowo tentang “Tampang Boyolali” tidak akan berpengaruh terhadap perolehan suara mereka di Jawa Tengah, dalam Pemilu 2019.
Salah satu juru kampanye pasangan Prabowo – Sandi, Sudirman Said menyampaikan hal itu, sebelum pelaksanaan deklarasi relawan Prabowo – Sandi di Gedung Haji Rembang, Sabtu (10/11/2018). Sudirman berpendapat masyarakat justru bersimpati terhadap Prabowo yang secara gentle menyampaikan permohonan maaf, apabila pernyataan tersebut dirasa keliru.
Menurutnya, lebih baik selama kampanye tidak mempersoalkan masalah – masalah semacam itu. Tetapi bisa memberikan penyadaran kepada masayarakat, seputar ekonomi, pengangguran maupun harga – harga yang sulit terjangkau, disertai dengan tawaran solusi.
“Kalau keliru ya minta maaf, sikap pak Prabowo kan gentle. Insyaallah nggak berpengaruh dan masyarakat bisa melihat, mana yang mendapatkan simpatik, “ tuturnya.
Begitu disinggung politik gendruwo yang dilontarkan Presiden Joko Widodo, mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ini mengalihkan dengan sindiran “gendruwo ekonomi”.
“Gendruwo ekonomi itu orang – orang yang memburu rente, memburu kesempatan yang nggak transparan. Mereka nggak nampak, tapi merusak, “ kata Sudirman.
Dalam deklarasi relawan pendukung Prabowo – Sandi, mereka berasal dari Eks Karesidenan Pati. Kebanyakan merupakan relawan yang sempat bergerak ketika pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, bulan Juni 2018 lalu. Sudirman optimis pasangan Prabowo – Sandi menang di Jawa Tengah, tanpa mau menyebutkan target perolehan suara.
“Masyarakat Jawa Tengah ini kan semangatnya menginginkan perubahan. Sama seperti saya dulu ketika maju Pilkada Jateng sebagai Cagub. Kemungkinan karena saya punya waktu terbatas, logistik juga terbatas. Tapi tidak dengan Prabowo – Sandi, waktunya masih panjang. Bisa melakukan penetrasi lebih ke bawah, “ imbuhnya.
Deklarasi relawan pendukung Prabowo – Sandi untuk Eks Karesidenan Pati, bukanlah yang pertama. Sebelumnya sudah diadakan di Eks Karesidenan Surakarta, Kedu, Banyumas, dan Eks Karesidenan Pekalongan. Setelah dari Rembang, giliran kegiatan serupa berlangsung di Eks Karesidenan Semarang. (Musyafa Musa).