

Rembang – Dua relawan dari Kabupaten Rembang yang ikut dalam misi kemanusiaan evakuasi pesawat dan korban Lion Air yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, akhirnya kembali lagi ke Rembang, Selasa dini hari (06 November 2018).
Keduanya yakni Syaiful Halim, warga Candisari Pamotan dan Khoirul Umam, warga Desa Kedungringin, Kecamatan Sedan. Selama seminggu siaga di Tanjung Priok Jakarta, lalu kisah apa yang membuat keduanya tidak bisa lupa sampai sekarang ?
Syaiful Halim menceritakan dirinya sempat mendapatkan tugas di darat maupun di tengah laut. Ketika di darat, ikut membantu evakuasi pecahan pesawat dan potongan tubuh jenazah. Sedangkan di laut, belum sampai melakukan penyelaman. Apalagi setelah ada kejadian penyelam gugur, prosedur penyelaman diperketat.
Ia merasa trenyuh ketika melihat potongan – potongan tubuh korban yang berhasil dikumpulkan dari dasar laut. Bahkan sejumlah relawan yang terlibat evakuasi ikut menangis.
“Jadi memang nggak ada yang potongan ukuran besar. Kecil – kecil dikumpulkan, kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi. Kami menangis, karena ikut merasakan kesedihan keluarga korban, “ ungkap relawan Unit Bantu Pertolongan Pramuka (Ubaloka) ini.
Sementara itu, Khoirul Umam mengisahkan dari pagi sampai malam, ikut terjun membantu kegiatan evakuasi di tengah panas dinginnya Tanjung Priok. Ia berusaha mengatur waktu untuk istirahat, agar kondisi tetap prima. Barulah ketika menginjak pukul 22.00 Wib, mayoritas relawan mulai tidur.
“Kalau capek sich capek, cuman kan kita niatnya membantu. Ya rasanya seneng saja, bisa ikut ambil bagian. Meski sudah balik Rembang, namun do’a kami tetap yang terbaik untuk korban , “ bebernya.
Baik Syaiful Halim maupun Khoirul Umam sudah biasa menyisihkan uang pribadi, guna ikut misi kemanusiaan semacam ini. Kebetulan selama berada di Tanjung Priok, mendapatkan dukungan penuh dari seorang pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Eko, sehingga memudahkan mobilitas mereka. (Musyafa Musa).