

Rembang – Masyarakat Kabupaten Rembang mampu melakukan penggalangan dana cukup besar, untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.
Dana yang dititipkan oleh masyarakat kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Rembang, sampai hari Senin (29 Oktober 2018), sudah mencapai Rp 130 Juta. Sedangkan dana yang digalang melalui Pramuka Kwartir Cabang Rembang, bahkan jauh lebih besar, menembus Rp 205 Juta.
Ketua PMI sekaligus Ketua Pramuka Kwarcab Rembang, Bayu Andriyanto menjelaskan pihaknya tak bermaksud membandingkan. Tapi menurutnya, antusias masyarakat dalam memberikan kepedulian terhadap kejadian bencana alam di Sulawesi Tengah, tergolong tinggi.
“Yang di PMI Rp 130 Juta, yang Pramuka jauh lebih besar, sampai Rp 205 Juta. Ini bukan soal menang mana, tapi pergerakan masyarakat mengumpulkan dana, sungguh patut diapresiasi, “ tutur Wakil Bupati Rembang ini.
Bayu Andriyanto menimpali dirinya sempat berkomunikasi dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah yang sudah turun meninjau daerah bencana di Palu. Pihak BPBD Jawa Tengah menyarankan kepadanya agar dana yang terkumpul dari masyarakat, lebih baik diserahkan langsung ke lokasi bencana. Bisa diwujudkan untuk membangun rumah atau masjid. Maka dirinya berencana mengunjungi Palu, guna merealisasikan usulan tersebut.
“Khawatirnya kalau diserahkan lagi kepada pihak lain, malah nggak jelas. Insyaallah saya bawa misi pergi kesana dan membawa pesan dari masyarakat yang sudah peduli. Biar nantinya bantuan dari sini, benar – benar bermanfaat untuk saudara – saudara kita di sana, “ ungkapnya.
Semenjak gempa bumi disertai tsunami melanda Palu dan sejumlah daerah di Sulawesi Tengah, 28 September lalu, berbagai kalangan di Kabupaten Rembang tergerak untuk ikut membantu penggalangan dana. Selain itu, mereka juga menyerahkan bantuan pakaian pantas pakai. Bahkan pihak PMI untuk sementara ini harus menyetop bantuan pakaian, karena sudah menumpuk. Mengingat ruang penyimpanan terbatas. (Musyafa Musa).