

Gunem – Di Desa Suntri, Kecamatan Gunem terdapat kelompok seni barongan Guntur Diko Joyo, yang pemainnya 100 % para pelajar. Bahkan belasan diantaranya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Antusias mereka terhadap dunia seni, menjadi pemandangan langka di tengah dunia digital saat ini.
Rio Maulana, seorang pemain barongan mengaku baru kelas III SD. Ia bercerita biasanya latihan barongan pada hari Minggu, sehingga tidak mengganggu pelajaran di sekolah. Rio menganggap seni barongan cukup menarik untuk diikuti, karena gerakannya lincah.
“Main seperti ini pasti berkeringat, itung – itung olahraga mas. Orang tua sendiri mendukung sekali saya ikut seni barongan, “ ujarnya sambil terkekeh.
Pimpinan seni barongan Guntur Diko Joyo, Sutanto mengatakan selama setengah tahun terakhir, pihaknya mengintensifkan latihan seni barongan. Namun tiap kali menjelang pentas, sebulan sebelumnya sudah persiapan. Kendala yang muncul, mengumpulkan pemain latihan dalam waktu bersamaan. Sering kali anak – anak justru bermain ke lokasi lain, sehingga instruktur harus sabar menyelami.
Saat ini total ada 35 pemain, merupakan gabungan siswa SD N Suntri, SMP N II Gunem dan SMK N I Gunem. Bagi Sutanto, selain ingin melestarikan warisan budaya leluhur, seni barongan juga menjadi sarana menangkal pengaruh negatif kecanggihan tekhnologi.
“Anak – anak sekarang kan banyak yang sudah bawa android sendiri. Perkembangan tekhnologi ini kami imbangi dengan kesibukan seni. Semoga dari tangan mereka, kelak seni barongan tidak hilang ditelan majunya zaman, “ terang guru di SMP N II Gunem ini.
Sutanto menambahkan dalam berbagai kesempatan, group seni barongan Desa Suntri sudah meramaikan pentas di tingkat kecamatan dan kabupaten. Termasuk dalam pembukaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler di lapangan Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Senin pagi (15/10), mereka sukses menyedot daya tarik tamu undangan. (Musyafa Musa).