

Lasem – Musim kemarau berimbas pada anjloknya sektor wisata di perbukitan Watu Congol, Desa Selopuro, Kecamatan Lasem.
Perbukitan Watu Congol saat ini sangat gersang dan kering kerontang. Bahkan beberapa kali terjadi kebakaran lahan, sehingga membuat kondisi perbukitan semakin tandus.
Seorang perangkat desa Selopuro, Sugito mengatakan jika dibandingkan musim penghujan lalu dikala pepohonan masih hijau dan rindang, Watu Congol cukup ramai didatangi para wisatawan dari berbagai daerah. Tetapi begitu kemarau panjang, tingkat kunjungan wisata menurun tajam. Hal itu berdampak pula terhadap aktivitas pedagang. Mereka enggan berjualan lagi di lokasi tersebut, karena sepi.
“Kalau dibandingkan sama awal – awal tahun ini dengan sekarang ya jauh mas. Akses jalan ke sana sudah rusak parah, ditambah dengan kondisi gersang, ya seperti ini jadinya. Hidup segan mati tak mau, “ ujarnya.
Sugito menambahkan ketiadaan lampu penerangan dan air memang menghambat pengembangan obyek wisata Watu Congol. Pihaknya sempat mendengar informasi kawasan Watu Congol akan digelontor dana bantuan dari pemerintah sebesar Rp 100 Juta. Jika benar, beberapa fasilitas yang ingin diwujudkan yakni pembangunan gardu pandang dan gasebo.
“Kemarin dari Dinpermades Kabupaten Rembang sudah melakukan survei ke sini. Pengin bangun tempat pedagang. Kabarnya kita juga mau dikasih dana dalam 2 tahun anggaran. Cuman kepastiannya seperti apa, kami masih nunggu. Pengin kekurangan sarana pra sarana dicukupi secara bertahap, “ beber Sugito.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Novi mengaku sempat datang ke obyek wisata Watu Congol. Namun karena sepi, ia memilih buru – buru pulang.
“Sebenarnya tempat ini sudah terkenal. Bagus sekali ketika lihat sunset dan sunrise. Sayang sekali kalau kedepan tidak dikembangkan, “ kata Novi. (Musyafa Musa).