Rembang – Jika tidak ada perubahan regulasi, tim PSIR Rembang dipastikan terdegradasi dari Liga 2 dan pada musim kompetisi tahun depan terdepak ke Liga 3.
Imam Slamet, seorang pecinta sepak bola dari Dusun Rumbutmalang, Rembang mengaku pasrah, karena tim PSIR harus turun kasta. Menurut Imam, kegagalan PSIR disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya minim pemain luar daerah yang berkualitas, padahal persaingan dengan tim – tim lain sangat ketat. Apalagi penyandang dana yang menghidupi PSIR tergolong minim. Diperparah sepinya jumlah penonton, membuat pemasukan untuk tim pas – pasan.
“Kita harus nerima PSIR kena degradasi. Kemarin kalau mau nyewa pemain luar daerah, biayanya mahal. Sedangkan tim – tim lain banyak menyewa pemain berkualitas. Jadi tahun depan nggak usah pusing – pusing, karena main di Liga 3, “ keluh Imam.
Ketua Umum PSIR sekaligus Bupati Rembang, Abdul Hafidz membenarkan Laskar Dampo Awang pontang – panting selama mengarungi kompetisi Liga 2. Sumbangan untuk tim PSIR dari sponsor tidak terlalu banyak, sedangkan kebutuhan tim tidak bisa ditopang melalui anggaran daerah.
Pengurus dan manajemen PSIR sudah berjuang maksimal, agar PSIR mampu berprestasi di Liga 2. Kalau akhirnya harus terdegradasi ke Liga 3, pihaknya meminta maaf. Dengan momentum bermain di Liga 3, ia berharap para pemain lokal Kabupaten Rembang lebih diberdayakan guna memperkuat PSIR.
“Kami mohon maaf PSIR degradasi ke Liga 3. Faktanya demikian, apa boleh buat. Liga 2 ini butuh biaya tinggi, grade pemain meningkat. Ini menjadi bahan evaluasi, agar ketika main di Liga 3 kelak dapat dimaksimalkan, “ terang Hafidz.
Tim PSIR Rembang sendiri baru saja menelan kekalahan 2 – 0 saat dijamu Persis Solo di Stadion Wilis Madiun, Jawa Timur, Minggu sore (07/10), dalam lanjutan kompetisi Liga 2. PSIR masih menyisakan 1 pertandingan kandang melawan PSPS Pekanbaru, Riau, Minggu (14/10). Meski menang sekalipun, PSIR tetap akan terdegradasi. (Musyafa Musa).