Posko Damkar Alami Krisis, Mengancam Penanganan Kebakaran
Petugas Damkar mengisi air ke dalam truk tangki, Senin siang. Posko Damkar Rembang saat ini mengalami krisis air.
Petugas Damkar mengisi air ke dalam truk tangki, Senin siang. Posko Damkar Rembang saat ini mengalami krisis air.

Rembang – Posko pemadam kebakaran Pemerintah Kabupaten Rembang yang berada di Jl. Pemuda sebelah utara kantor Kecamatan Rembang Kota, hari Senin (10 September 2018) mengalami krisis air. Padahal peristiwa kebakaran hampir setiap hari terjadi, sehingga memicu kekhawatiran terhadap penanganan kebakaran. Apalagi jika kebakaran dalam skala besar.

Reporter R2B sempat melihat tandon air milik Posko Damkar. Dari 2 tandon dengan total kapasitas 50 ribu liter itu, kondisi persediaan air hampir habis. Penyebabnya, sepanjang hari Minggu, air sudah tersedot 20 an tangki untuk memadamkan kebakaran TPAS Landoh Kecamatan Sulang.

Sarpani, salah satu petugas pemadam kebakaran menjelaskan selama ini tandon tersebut diisi dengan aliran sumur air bawah tanah. Untuk memenuhi kedua tandon, membutuhkan waktu setidaknya sampai 3 – 4 hari. Bisa saja semakin lama, karena sumber air mengecil. Belum lagi jika ada kebakaran, truk tangki belum penuh sekalipun, pasti airnya akan langsung digunakan. Menurut Sarpani, sangat sulit jika hanya mengandalkan sumber air .

“50 ribu liter kapasitasnya. Kalau tiap mobil tangki 5 ribu liter, 10 kali saja sudah ludes. Seandainya kebakaran nggak tiap hari sich nggak masalah. Lha tapi ketika kejadian berturut – turut itu yang bikin kami bingung. Laporan dari warga harus tetap ditindaklanjuti, “ ujar Sarpani.

Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Dan Damkar Satpol PP Kabupaten Rembang, Wiyoto mengungkapkan sampai Senin siang belum bisa menentukan solusi, terkait masalah habisnya air. Kalau membeli air, belum ada anggaran yang diploting. Sedangkan jika mengambil air dari embung terdekat, sudah mengering semua.

“Belum kita anggarkan untuk membeli air. Kami komunikasikan lebih lanjut dengan pimpinan. Masalahnya, kebakaran adalah peristiwa bencana yang sulit diprediksi. Tugas pokok fungsi Damkar harus tetap berjalan, intinya itu, ” terangnya.

Wiyoto menambahkan kebakaran masih rawan terjadi. Bahkan tiap hari terkadang ada 2 sampai 3 kali. Jika sudah mendesak, pihaknya akan meminta bantuan Damkar dari daerah tetangga. Mengingat cuaca belakangan ini semakin panas dan rawan memicu kebakaran.

“Pemkab Rembang menjalin kerja sama dengan Blora, maupun Tuban, Jawa Timur. Dalam beberapa masalah kedaerahan, kita bisa atasi bersama – sama. Yang kita antisipasi manakala terjadi kebakaran besar. Dikala air susah, kalau ada bantuan dari daerah lain kan bisa mempercepat penanganan, ” imbuh Wiyoto.

Sepanjang hari Senin (10/09) tiga kali kebakaran lahan melanda 3 lokasi. Meliputi lahan kering di dalam pasar hewan Kampung Baru Sumberejo, Rembang, kemudian Desa Sumbangrejo Kecamatan Pamotan dan Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori. Meski hanya kebakaran lahan, namun harus tetap diatasi. Jika tidak, api akan mengancam perumahan warga. Karena butuh air cepat, petugas Damkar akhirnya memutuskan untuk membeli air. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan