Tak Perlu Ngarit, Warga Punya Cara Baru Untuk Memberikan Pakan Ternak
Proses penggilingan janggel jagung menjadi bahan pakan ternak di Desa Suntri, Kecamatan Gunem.
Proses penggilingan janggel jagung menjadi bahan pakan ternak di Desa Suntri, Kecamatan Gunem.

Gunem – Warga Desa Suntri, Kecamatan Gunem mulai mengembangkan pakan ternak kambing dan sapi dari bahan janggel jagung. Janggel jagung digiling dengan menggunakan alat khusus, setelah itu difermentasi.

Pemrakarsa pakan ternak berbahan janggel jagung di Desa Suntri, Fuad Edi Santoso menuturkan janggel jagung selama ini memang menjadi masalah tersendiri. Usai jagung dipipil, janggel menumpuk menjadi sampah tak terpakai. Setelah dimanfaatkan, ternyata kambing maupun sapi sangat suka dengan jenis pakan tersebut.

Apalagi ketika dikombinasikan dengan campuran singkong dan bonggol pelepah pohon pisang. Dibandingkan pakan hasil membeli, menurutnya janggel lebih efektif, serta menghemat pengeluaran. Ia membandingkan seikat daun jagung atau tebon rata – rata dijual seharga Rp 10 ribu, sedangkan untuk menggiling janggel jagung 1 sak hanya Rp 300.

“Pakan seperti ini justru memiliki gizi tinggi untuk ternak. Jadi memudahkan petani, nggak perlu merumput (ngarit) lagi. Kan bau janggel mirip tape, mungkin rasanya segar. Sapi doyan banget kok. Setidaknya masalah janggel yang jadi sampah, bisa terpecahkan mas, “ terangnya.

Fuad Edi Santoso menambahkan saat ini masih taraf uji coba, dengan mengandalkan 1 unit mesin penggiling janggel, bantuan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang. Ada sekira 7 orang peternak memanfaatkan. Namun ia optimis lambat laun, warga kedepan semakin tertarik membuat pakan ternak dari janggel jagung. Seandainya peralatan ditambah, kemungkinan banyak yang ingin mencoba.

“Cara fermentasi pakai bakteri pengurai, dicampur sama vitamin dan tetes. Vitamin kita racik sendiri. Kemarin ada 10 lebih peternak saya kasih sample. Saat saya tanya, nggak ada yang sapinya nggak doyan. Semua mau makan. Yang jadi kendala, memang agak ribet mengolah dan keterbatasan peralatan, “ imbuh Fuad.

Menurutnya, pemanfaatan sampah yang tidak terpakai di Desa Suntri akan semakin diintensifkan. Setelah belum lama ini sukses membentuk bank sampah, guna menampung sampah rumah tangga yang dapat dijual kembali, kini pengolahan sampah dilanjutkan untuk pakan ternak. Manakala warga sudah sadar, Fuad ingin pemerintah mengimbangi melalui pelatihan maupun pemberdayaan kelompok. (Musyafa Musa).

News Reporter