Rembang – Masih banyak masyarakat di Kabupaten Rembang enggan melakukan cek kesehatan secara berkala, padahal hal itu penting untuk pencegahan. Penyebabnya bervariasi, mulai dari faktor biaya, hingga merasa takut ketika mengetahui ternyata di dalam tubuh mengidap penyakit.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Supriyo menyampaikan masalah tersebut, di sela – sela pelantikan Persatuan Ahli Tekhnologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) Kabupaten Rembang, di TerrasKota, Minggu (02/09).
Menurut Supriyo, rendahnya kesadaran warga melakukan cek kesehatan secara berkala tersebut, perlu diatasi bersama – sama. Salah satunya oleh kalangan ahli tekhnologi laboratorium medik. Jika selama ini mereka lebih bergerak pada penanganan, tetapi kedepan juga bisa membantu promosi pentingnya cek kesehatan berkala.
“Saya sendiri kadang ya khawatir kalau mau periksa kesehatan berkala. Jangan – jangan ada penyakit ini itu. Nah, kami berharap pengurus Patelki membantu kami dalam hal preventif dan promotif, biar masyarakat semakin memahami. Penginnya kerja sama dengan dinas lebih ditingkatkan, “ kata Supriyo.
Ketua DPW Persatuan Ahli Tekhnologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) Provinsi Jawa Tengah, Budi Santosa menyatakan pengurus Patelki tidak ada yang digaji. Semua berpulang pada panggilan hati, untuk mengabdikan diri.
“Jangan pikirkan akan dapat apa dengan bergabung di Patelki. Tapi gimana caranya kita bisa berbuat untuk masyarakat. Monggo antar pengurus maupun yang bukan pengurus saling bahu membahu, “ tandasnya.
Di Kabupaten Rembang terdapat 74 orang ahli tekhnologi laboratorium medik, sedangkan yang masuk dalam kepengurusan mencapai 30 orang. Patelki Kabupaten Rembang masa bhakti 2018 – 2022 diketuai oleh Dwi Susilo, warga perumahan Sumber Mukti Indah Sumberejo, yang sehari – hari bekerja di rumah sakit dr. R. Soetrasno Rembang.
Dwi mengingatkan bahwa Patelki merupakan organisasi profesi yang mengedepankan profesionalitas dan kemandirian. Ia berharap keberadaan Patelki dapat ikut menopang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. (Musyafa Musa).