Pembunuhan Bayi : Ketika Facebook Bunga Dihujani Komentar Pedas, LPAR Berharap Satu Hal
Facebook Bunga, tampak dipenuhi ratusan komentar, semenjak kasus pembunuhan bayi menjadi sorotan masyarakat.
Facebook Bunga, tampak dipenuhi ratusan komentar, semenjak kasus pembunuhan bayi menjadi sorotan masyarakat.

Rembang – Akun facebook Bunga, (bukan nama sebenarnya) yang diduga membunuh bayinya sendiri, dalam beberapa hari terakhir ini dihujani kecaman dari para netizen (warga pengguna internet). Mereka rata – rata menghujat perilaku Bunga yang tega menghabisi darah dagingnya sendiri, melalui kolom komentar status Bunga. Kebetulan pada update status, Bunga seperti memberikan sinyal akan berbadan dua.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Rembang (LPAR), Sopyan mengaku prihatin terhadap banyaknya netizen berkomentar miring bernada menghakimi. Menurutnya, Bunga tidak sekedar pelaku, tetapi juga menjadi korban. Ia beralasan ketika anak dibawah umur terlibat hubungan badan, tidak ada istilah suka sama suka. Namun tetap saja ia sebagai korban, lantaran biasa muncul bujuk rayu, intimidasi maupun iming – iming dari sang pria. Akibatnya terjadi tindak asusila dan membuat Bunga hamil.

Kalau kemudian ia ingin menutupi aib, hingga terjadi kasus pembunuhan bayi, menurutnya seorang anak di bawah umur belum memiliki kedewasaan dalam berpikir. Ia berharap para netizen lebih bijak dan dapat memberikan dorongan semangat kepada Bunga, karena ditengah beban beratnya memulihkan kondisi saat ini, yang bersangkutan akan menghadapi proses hukum.

“Kita menduga Bunga tega membunuh bayinya, karena unsur kepanikan dan menutupi aib, sehingga melakukan tindakan yang menurut ia benar. Mohon kalangan netizen sedikit memahami persoalan kejiawaan anak ini, meski kita tahu tindakan tersebut nggak benar. Support kepada anak ini sekarang menjadi sangat penting, “ ungkapnya.

Pria warga Desa Lemahputih Kecamatan Sedan tersebut menambahkan keluarga Bunga sudah menghubungi LPAR. Pihaknya sebatas mengingatkan bahwa proses hukum menjadi ranah kepolisian. LPAR dalam kapasitas mempunyai tanggung jawab untuk membangkitkan semangat Bunga, supaya dapat meringankan beban psikisnya.

“Pihak keluarga minta tolong kita memang. Kalau konteks hukumnya nggak bisa dihindari. Kami hanya akan melakukan trauma healing dan penguatan psikologi, biar Bunga kuat. Kuat menerima kenyataan hidup, dan bagaimana menghadapi peradilan nanti, “ imbuh Sopyan.

Sebagaimana kami beritakan, Bunga melahirkan bayi laki – laki di dalam kamar mandi sekolahnya, sebuah SMA di Sulang, Sabtu (18/08).

Leher Bayi kemudian ditusuk gunting hingga tewas. Bunga sendiri sampai Selasa siang (21/08) masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dr. R. Soetrasno Rembang. (MJ – 81).

News Reporter

Tinggalkan Balasan