Ini Sebab Yang Memicu Pantura Lasem Macet Parah
Jalur Pantura Lasem mengalami kemacetan cukup parah, Selasa pagi, karena berlangsung kegiatan karnaval.
Jalur Pantura Lasem mengalami kemacetan cukup parah, Selasa pagi, karena berlangsung kegiatan karnaval.

Lasem – Kemacetan parah terjadi di jalur Pantura dalam kota Lasem, Selasa pagi (21 Agustus 2018). Bahkan dari arah barat, kemacetan sempat mengular panjang, hingga Stasiun pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Punjulharjo, Rembang.

Hal itu disebabkan pelaksanaan pawai karnaval, dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-73. Peserta karnaval memulai start dari Terminal Lasem dan finishnya di depan kantor Kecamatan Lasem.

Maji, seorang sopir bus mini jurusan Lasem – Sarang mengaku pasrah, terjebak macet selama 1 jam lebih. Ia yang membawa penumpang para pedagang sehabis berjualan di pasar, harus menunggu sampai antrean kendaraan benar – benar terurai.

Maji mempertanyakan kenapa karnaval digelar pada pagi hari, dikala bersamaan jam kerja. Tentu saja jalur Pantura yang ramai lalu lalang kendaraan terkena imbas cukup parah. Padahal karnaval tahun – tahun sebelumnya, biasa berlangsung sore hari.

“Kalau pagi hari seperti ini, jam 08.30 – 10.00 pagi ya seperti ini mas. Pantura pada jam – jam segitu memang ramai kendaraan. Apalagi sekarang ada karnaval, ya nyaris lumpuh di beberapa titik. Kalau saya sich nggak masalah, cuman sebaiknya tahun depan dipilih waktu yang tepat. Kalau sore, kan kami bisa siap – siap, “ tutur warga Desa Sumbergirang, Lasem ini.

Camat Lasem, Harjono menjelaskan route antara terminal menuju kantor kecamatan, sudah menjadi keputusan panitia karnaval. Tahun ini pesertanya sebanyak 65 kelompok, diambilkan dari sekolah PAUD dan TK se Kecamatan Lasem. Berbeda dengan tahun lalu yang diikuti peserta dari kalangan umum.

“Kita khususkan hanya dari PAUD dan TK saja. Lha kalau yang dari umum ikut juga, Pantura bisa tambah macet nanti. Tapi tadi cuman sebentar kok macetnya, “ terang Harjono.

Menyangkut usulan karnaval sebaiknya diadakan sore hari, agar tidak terlalu mengganggu mobilitas perekonomian jalur nasional, Harjono menganggap nantinya sebagai bahan evaluasi. (MJ – 81).

News Reporter

Tinggalkan Balasan