Sulit Mendapatkan Solar, Keresahan Nelayan Memuncak
Antrean kendaraan nelayan membawa jirigen, antre solar di SPBU Kragan. (facebook).
Antrean kendaraan nelayan membawa jirigen, antre solar di SPBU Kragan. (facebook).

Kragan – Nelayan di pinggir pesisir pantai utara Kecamatan Sluke dan Kragan hampir seminggu terakhir ini resah, lantaran kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) solar, untuk keperluan melaut.

Charis, pengepul rajungan di Desa Manggar Kecamatan Sluke mengatakan biasanya nelayan membeli solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jatisari dan Leran Kecamatan Sluke, maupun SPBU Sumbersari, Kecamatan Kragan. Namun belakangan ini nelayan ditolak membeli solar dengan menggunakan jirigen, lantaran pengetatan kebijakan dari Pertamina.

Merasa bingung, sebagian nelayan terpaksa mencari solar sampai ke wilayah Sarang, di perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Yang penting nelayan tetap bisa melaut.

“Kalau kondisi sekarang ya serba sulit mas, biasanya mudah cari solar, sekarang susahnya bukan main. Ini yang kelimpungan kan nelayan pencari rajungan. Jadi nyari solar jauhpun nggak masalah, asalkan dapat barang, “ kata Charis.

Tokoh nelayan tradisional di Kabupaten Rembang, Supar mengungkapkan solar merupakan kebutuhan vital nelayan. Bagi nelayan perahu kecil, sekali melaut rata – rata membutuhkan 10 liter solar. Sedangkan untuk kapal besar, setidaknya butuh ribuan liter.

Ia berharap pemerintah memastikan kelancaran pasokan solar. Begitu nelayan berhenti melaut dalam jangka waktu lama, maka akan memukul sektor perekonomian.

“Nelayan itu kebanyakan kan orang kecil, ekonomi menengah ke bawah. Jadi mohonlah pemerintah memberikan kebijakan yang pro nelayan. Selama ada surat keterangan yang beli nelayan, harusnya tetap dilayani. Ketika nelayan menganggur, dikhawatirkan lama kelamaan memicu masalah sosial, “ keluhnya.

Kelangkaan BBM solar paling parah terjadi di Kecamatan Kragan. Di daerah pesisir ini, tidak hanya perahu kecil, namun terdapat ratusan kapal besar yang biasa berlayar sampai perairan luar provinsi Jawa Tengah.

Antrean nelayan membawa jirigen, bahkan sempat terjadi di SPBU pinggir Pantura Kragan. Nelayan sebenarnya hanya boleh membeli solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus Nelayan. Tapi sayangnya, suplai solar dari Pertamina masih sangat kurang, tak sebanding dengan kebutuhan nelayan. Akibatnya, nelayan tetap memilih membeli solar ke SPBU. (MJ – 81).

News Reporter

Tinggalkan Balasan