Lasem – Warga mempertanyakan rencana penataan Alun – Alun Lasem, karena sampai sekarang belum ada kabar tindak lanjutnya. Mulai dari rencana pembagian area kota pusaka, penempatan pedagang hingga bagaimana bentuknya.
Abdullah Hamid, seorang pemerhati budaya di Lasem mengatakan terdapat tanah kosong di sisi tengah dan selatan. Ia berharap nantinya lokasi lahan terbuka lebih luas, sehingga ciri khas kota pusaka tetap menonjol, tanpa harus terganggu oleh aktivitas pedagang.
Hamid juga penasaran dengan bentuk arsitektur penataan Alun – Alun Lasem. Ia berharap corak Lasem sebagai kota pusaka, benar – benar diterapkan.
“Ada lahan kosong kira – kira 900 an meter persegi, sedangkan yang selatan 1.200 M persegi. Warga umumnya pengin Alun – Alun yang luas. Desainnya juga mesti menyiratkan kota pusaka. Coraknya kayak apa, “ jelasnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menanggapi pihaknya menyiapkan 2 opsi untuk penataan Alun – Alun Lasem. Pilihan pertama, seluruh pedagang dipindah menuju lokasi lain. Sedangkan opsi kedua, pedagang digeser ke sebelah selatan, dengan konsep kios bertingkat berbentuk huruf L. Saat ini pedagang yang beroperasi di lokasi tersebut sebanyak 130 an orang. Dengan cara tersebut, pedagang lama akan mampu tertampung, karena kapasitasnya sekira 160 an kios.
Ia lebih condong memilih opsi kedua, karena jika pedagang dipindahkan ke kawasan lain, akan menimbulkan berbagai dampak, termasuk gelombang penolakan. Mengingat calon tempat untuk relokasi, sampai sekarang belum siap. Hafidz menegaskan area Alun – Alun tetap lebih luas. Kalau pedagang masih bertahan di lokasi itu, hanya akan memakan tanah seperlima.
“Sudah dipaparkan dari perwakilan pemerintah pusat mengenai penataan kota pusaka di Lasem. Kalau semua dipindahkan ke suatu tempat, misalnya pasar duwur Jolotundo, apa ya pedagang mau. Nanti yang jelas kawasan Alun – Alun lebih luas. Yang penting aktivitas pedagang jangan sampai mengganggu pengembangan kota pusaka, “ kata Hafidz.
Abdul Hafidz menambahkan penataan Alun – Alun Lasem baru dijalankan pada tahun 2020 mendatang. Terkait arsitektur, menurutnya tidak akan meninggalkan ciri khas sejarah Lasem. (MJ – 81).