Gunem – Keberadaan SMK N I Gunem dianggap mampu bisa menekan angka pernikahan anak usia dini.
Kepala SMP N II Gunem yang pernah menjabat sebagai Kepala SMK N I Gunem, Tri Budiono membandingkan ketika belum ada sekolah tersebut. Dulu begitu siswa perempuan lulus SMP, kerap langsung dinikahkan oleh orang tuanya. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan, mengingat usia mereka belum layak.
Tapi setelah berdiri SMK N I Gunem, semangat lulusan SMP untuk melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas menjadi semakin meningkat. Apalagi seiring dengan tumbuhnya perekonomian di daerah Gunem dan sekitarnya.
“Terus terang saja sebelum ada SMK ini, angka pernikahan anak masih tinggi di Desa Tegaldowo. Tapi setelah SMK N Gunem beroperasi, alhamdulilah pernikahan anak lambat laun dapat ditekan, “ jelasnya.
Tri Budiono berharap uluran tangan banyak pihak, utamanya dari kalangan pemerintah. Ia mencontohkan sejumlah sarana SMK, terpaksa masih menumpang di sekolah SMP N II Gunem. Termasuk ruangan komputer. Begitu pula tenaganya, tergolong masih minim. Bahkan hanya ada 1 orang yang berstatus sebagai pegawai negeri, yakni kepala sekolah. Selebihnya, merupakan pegawai honorer dan pegawai tidak tetap provinsi.
“Jumlah guru ada ada 16, rinciannya jumlah guru tidak tetap (GTT) provinsi Jateng 8, GTT sekolah ada 7, PTT provinsi ada 4, yang PNS cuman 1. Semoga berkat perhatian masyarakat dan pemerintah, kedepan SMK N I Gunem mengalami kemajuan mutu, maupun sarana pra sarana, “ imbuh Tri.
Seorang warga Desa Tegaldowo, Supri berpendapat pendidikan menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan. Menurutnya, minimal anak – anak bisa lulus SMA sederajat. Kalau tidak, maka akan semakin sulit mencari pekerjaan, ditengah kemajuan investasi saat ini.
“SMK ini sudah sangat membantu. Syukur apabila orang tua tergugah untuk menguliahkan putra putrinya, guna mendapatkan pendidikan tinggi. Jangan sampai jadi penonton di daerah sendiri, “ ucap Supri. (MJ – 81).