Rembang – Satuan Lalu Lintas Polres Rembang, melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas, untuk memecah arus kendaraan di jalur Pantura, pada saat puncak tradisi Syawalan, yang bersamaan dengan pawai larung sesaji nelayan Desa Tasikagung, Rembang Sabtu pagi (23/06).
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Rembang, AKP Roy Irawan mengatakan kepadatan pengunjung Syawalan yang menuju Taman Kartini di pinggir jalur Pantura sudah mulai terjadi, Jum’at pagi (22/06/2018). Padahal jalur Pantura juga semakin ramai oleh kendaraan berat, termasuk sisa – sisa arus balik Lebaran.
Maka pihaknya menyiapkan langkah antisipasi. Arus kendaraan dari arah Semarang ke Surabaya tetap melintasi jalur Pantura, berbagi jalan dengan arak – arakan peserta Syawalan. Sedangkan arus kendaraan dari arah Surabaya ke Semarang, dialihkan masuk ke dalam Jl. HOS. Cokroaminoto – Jl. Dr. Sutomo – Perempatan Jaeni – Jl. Dr. Wahidin dan sampai jalur Pantura jembatan Karanggeneng. Ia menegaskan jalur Pantura tidak boleh macet total.
Khusus gelombang kendaraan dari arah Blora, bisa dipecah mulai dari jalur lingkar Perempatan Galonan.
“Yang kendaraan dari arah Semarang, nanti memanfaatkan 1,5 lajur, sisanya 2,5 lajur Pantura dipakai pawai Syawalan. Kalau dari timur, lewatnya jalan tengah dalam kota. Lha jika nanti jalan tengah penuh, mobil – mobil kecil kami alihkan ke jalur lingkar, yang penting arusnya pecah, “ kata Roy.
AKP Roy Irawan menambahkan sepanjang jalur tengah sudah dicek dan layak untuk dilalui truk – truk besar. Maka di sepanjang Jl. Cokroaminoto sampai keluar Jl. Dr. Wahidin dilarang untuk parkir kendaraan pada hari Sabtu. Polisi sudah menyampaikan sosialisasi kepada pemilik toko maupun tukang parkir.
“Kita sudah menyampaikan selebaran kepada tukang parkir dan pemilik usaha yang beroperasi di sepanjang jalan tersebut. Harapannya nggak ada motor maupun mobil yang parkir di pinggir jalan, biar laju pengalihan arus kendaraan lancar. Parkir kendaraan pengunjung Syawalan bisa memanfaatkan ruas jalan lain, “ imbuhnya.
Menyangkut route pawai tradisi Syawalan, Satlantas sudah mendapatkan informasi dari panitia pelaksana kegiatan. Start dimulai Sabtu sekira pukul 08.00 pagi dari Pelabuhan Tasikagung, keluar sebelah timur jembatan Karanggeneng, menyusuri sepanjang jalur Pantura, masuk jalan depan Perhutani dan kembali ke Desa Tasikagung. Artinya, route kali ini berbeda dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Sekarang, rombongan tidak lagi lewat Jl. Dr. Wahidin, Perempatan Jaeni dan bundaran depan gedung DPRD. Maka penonton disarankan menyaksikan dari pinggir jalur Pantura saja. (MJ – 81).