Lasem – Benda – benda kuno yang ditemukan dari hasil penggalian tanah di sebelah selatan Masjid Jami’ Lasem, mulai diteliti oleh petugas Balai Arkeologi Yogyakarta, Gunadi.
Gunadi saat berada di Lasem Minggu siang (15/04) mengatakan dirinya mengamati sejumlah pecahan gerabah, peralatan membuat gerabah dan tempat pembakaran dupa. Jika melihat bentuk dan teksturnya, ia memperkirakan bagian peninggalan sejarah pada masa Kerajaan Majapahit sebelum Islam masuk, yakni sekitar abad ke XII.
“Tekhnik pembakaran gerabah masih kental unsur buatan tangan, jadi memang sangat tradisional. Kalau melihat pori – pori dari barang – barang ini, kami prediksi peninggalan pra Islam, “ terang Gunadi.
Sementara itu, Abdullah Hamid, selaku penyimpan benda – benda kuno di Perpustakaan Masjid Jami’ Lasem mengaku lega petugas Balai Arkeologi mau menyempatkan waktu, sehingga teka teki yang sempat menyelimuti, sekarang sudah mulai terjawab.
Petugas Balai Arkeologi Yogyakarta juga mendukung supaya di Masjid Jami’ Lasem dilengkapi dengan museum sejarah. Selain untuk melindungi barang –barang temuan, ketika ada museum nantinya bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat.
“Kemarin temuan bahan gerabah diidentifikasi semua. Contohnya tempat dupa, biasa digunakan pada masa kerajaan Majapahit, jadi sebelum masa Islam. Kemudian ada pula topeng gerabah. Soal pendirian Museum di sini, kami tentu sangat sependapat. Muda – mudahan Pemkab Rembang turut memprakarsai, agar kelak terealisasi, “ ujarnya.
Sebelumnya, temuan benda kuno di selatan Masjid Jami’ Lasem terjadi berentet sejak bulan Juli tahun 2017 lalu sampai sekarang. Mulai pecahan gerabah, pecahan keramik berhuruf china, uang kuno, hingga tengkorak manusia. Penggalian tanah tersebut akan difungsikan untuk kamar mandi dan tempat istirahat bagi para peziarah. (MJ – 81).