Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang menyiapkan pengadaan bus untuk angkutan anak sekolah.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengatakan rencana tersebut bermula dari usulan warga ketika Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kabupaten, yang mengeluhkan banyak anak sekolah terpaksa naik sepeda motor, padahal mereka belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM).
Pada waktu bersamaan dengan operasi lalu lintas, para pelajar akhirnya terjaring operasi polisi.
“Lha kalau ndak punya SIM, harusnya kan orang tuanya yang mengantar atau siapalah. Jangan tidak punya SIM, kemudian dianggap benar, dengan alasan untuk mengejar waktu, “ ujarnya.
Hafidz menimpali solusinya, Pemkab Rembang siap mengalokasikan anggaran Rp 2 Miliar, untuk pengadaan bus angkutan pelajar pada tahun 2019 mendatang. Tahap pertama, sasaran lokasi yang akan dilayani yakni Rembang dan Lasem. Setelah berjalan, baru diperluas ke titik – titik lain.
“Nanti perencanaannya kita bikin, termasuk zona – zona jalur pelayanan. Yang penting kepentingan anak – anak sekolah terfasilitasi. Jadi memang belum bisa menjangkau secara keseluruhan, yang jelas kalau lancar, nanti kita kembangkan terus, “ imbuhnya.
Gagasan Pemkab Rembang mendapatkan dukungan dari masyarakat. Seorang warga Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori, Jasmani berpendapat dengan adanya angkutan khusus pelajar, bisa mengurangi tingkat kerawanan. Termasuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas yang dialami siswa sekolah.
“Pas berangkat, jam – jamnya sudah ada pengaturan. Begitu pula pulangnya, siswa langsung pulang, nggak keluyuran kemana – mana. Syukur jika bisa digratiskan. Semoga ide ini dapat terealisasi betulan, nggak sekedar angan – angan, “ pungkasnya. (MJ – 81).