Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz memerintahkan jajarannya untuk tidak membeda – bedakan perlakuan terhadap Dusun Ngaglik Desa Kedungasem Kecamatan Sumber. Hanya karena mitos kalau masuk dusun itu ketiban sial, kemudian menjadi bahan kepercayaan sampai sekarang.
Hafidz memastikan siap berkunjung ke Dusun Ngaglik Desa Kedungasem. Menurutnya kasihan masyarakat, manakala aparatur sipil negara (ASN/pegawai negeri) tidak berani masuk Dusun Ngaglik. Apalagi jika mereka benar – benar membutuhkan pelayanan.
Ia mencontohkan di Kecamatan Sedan dulu juga pernah ada sebuah dusun yang menjadi pantangan bagi ASN. Namun nyatanya kini pegawai negeri bebas keluar masuk di tempat tersebut, tidak masalah.
“Mungkin dulu pernah ada pengalaman nggak enak pasca masuk dusun itu, sifatnya kebetulan saja, tapi dijadikan pathokan. Kalau ASN sampai percaya sama mitos kan kasihan masyarakat. Pas jalan ke Sumber, nggak masalah saya datang ke Dusun Ngaglik, saya juga setuju apabila ada event kegiatan dipusatkan di sana, “ kata Hafidz.
Seputar bidan desa enggan masuk Ngaglik karena alasan takut, Hafidz menganggap berlebihan mitos menjadi dasar untuk tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan bahwa pangkat, jabatan, atau bahkan kesialan sudah ada yang mengatur.
“Nggak ada orang datang di suatu kampung, setelah itu copot jabatan. Sudahlah yakinkan hati dan mantapkan niat, kita semua itu ada yang memelihara. Siapa itu, yakni Allah SWT, “ imbuhnya.
Sementara itu, seorang ibu rumah tangga di Dusun Ngaglik, Khoiriyah mengungkapkan setelah Bupati Rembang ikut angkat bicara atas mitos yang membelit kampungnya, ia berharap lambat laun tak ada lagi pegawai negeri merasa ragu datang ke Dusun Ngaglik. Sejatinya masyarakat ingin diperlakukan sama. (MJ – 81).