Rembang – Jembatan di jalan lingkar antara Desa Weton dengan Desa Ngotet Kecamatan Rembang Kota, tepatnya di dekat SMP N 6 Rembang, cukup rawan kalau terus – terusan dilewati kendaraan berat bertonase puluhan ton.
Puji Santoso, dari Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Rembang mengatakan jalur tersebut sebelumnya merupakan tanah persawahan dan tidak disiapkan untuk perlintasan truk – truk besar yang umumnya dari armada pabrik semen PT. Semen Indonesia. Akibatnya, struktur jalan mudah ambles. Termasuk jembatan penghubung Ngotet – Weton, tidak didesain untuk kendaraan bertonase berat.
Setelah tiap hari dilalui truk – truk yang bobotnya melebihi 50 Ton, pihaknya khawatir jembatan akan ambrol dan mengganggu lalu lintas di jalur itu.
Menurut Puji, sejauh ini belum ada solusi penanganan komprehensif. Pemkab Rembang pada saat forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) di Pendopo Museum Kartini, mengusulkan perbaikan jalan kepada tingkat provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 15 Miliar. Namun kalaupun disetujui, baru tahun 2019 mendatang. Sedangkan anggaran daerah tahun 2018, perbaikan belum dialokasikan. Solusinya, tentu mengandalkan kerja sama antara Pemkab Rembang dengan PT. Semen Indonesia, sehingga pemeliharaan jalan Galonan – Weton – Tireman bisa lebih kuat, sambil menunggu perbaikan permanen.
“Dari hari ke hari bertambah parah, harusnya pemeliharaan jalan sementara ini diperkuat, karena kondisi jalan belum siap. Beda dengan jalur Pantura atau Jl. Rembang – Blora. Dulu jalan lingkar dibuat, nggak diprediksi bebannya akan seperti sekarang, “ tutur politisi Gerindra ini.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang, Suyono menanggapi jembatan Ngotet – Weton dekat SMP N 6 Rembang memang sempat diketahui retak. Namun sudah diperbaiki oleh pihak PT. Semen Indonesia, dengan menambah plat baja. Jika nantinya mengkhawatirkan, untuk sementara armada truk PT. Semen Indonesia terpaksa dialihkan melalui jalur dalam kota Rembang.
“Pengalihan truk – truk besar semen hanya sementara, 1 atau 2 hari lah. Kemarin ya dialihkan. Tapi setelah jembatan ditambah plat baja, sopir sudah lewat jalan lingkar lagi kok, “ terang Suyono.
Suyono menimpali Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang juga rutin berpatroli di sepanjang jalur Galonan – Tireman. Kalau ditemukan titik – titik kerawanan yang harus ditangani cepat, pihaknya akan meneruskan kepada pihak terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang. Dishub sebatas mengamati dari sisi lalu lintas saja. (MJ – 81).